Silahkan tunggu dalam 15 detik.

Download Timer

Jumat, 27 April 2012

Pertobatan Anak Bungsu

TEKS : LUKAS 15: 11-24 
 TEMA : KESELAMATAN: PERTOBATAN, PENGAMPUNAN 
 GENRE : PERUMPAMAAN 
MAIN POINT :
 YESUS KRISTUS ADALAH KASIH DARI ALLAH YG TURUN DARI SORGA KE DUNIA UNTUK MENCARI DAN MENYELAMATKAN ORANG BERDOSA TUJUAN : MELIHAT YESUS DAN MENGAGUMI YESUS, MEMAHAMI DAN MENGALAMI KASIH YESUS YANG SEMPURNA

Saya sangat emosional membaca dan mengkotbahkan perumpamaan anak yang hilang ini karena saya juga dulu “seperti” anak bungsu yang hilang ini.

Apa latar belakang munculnya (tiga) perumpamaan ini?(baca ay. 1-2 Latar belakang perumpamaan domba yang hilang dan dirham yang hilang dan anak yang hilang ( ay. 11-32) ini , Yesus hendak menjawab sungut-sungut atau protes dari orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat ,: Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka (baca ay.1-2). Dalam bahasa sehari-hari ; Kok,ngaku-ngakunya Mesias, “yang diurapi” tapi aneh, mainnya kok sama koruptor, sama pelacur? Yesus dijuluki sahabat pemungut cukai dan pelacur. Memang tujuan atau misi Yesus Kristus datang ke dunia ini adalah seperti yang dikatakan-Nya kepada Zakheus: “Anak Manusia datang untuk untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.” (Luk 18: 10/ Zakheus), “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” Luk 5: 27-32). 

Kebenaran ini tidak bisa diterima oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang menganggap mereka orang-orang yang paling suci, paling benar, paling religious, tidak pantas bergaul dengan koruptor, pelacur, penjahat, Jadi dalam tiga perumpamaan ini Yesus menunjukkan tujuan dan karakter Allah yang mencari dan menyelamatkan, pemulihan bagi semua manusia yang telah jatuh dan berdosa untuk kembali bersekutu dengan Allah sendiri (Bob Utley Commentary).Mattew Henry 300 tahun yg lalu juga menyimpulkan maksud utama dari tiga perumpamaan ini bahwa Allah tidak berkenan dengan kematian dan kebinasaan oang berdosa melainkan Allah sangat senang kalau orang berdosa itu kembali dan bertobat , dan bersukacita dengan memberikan penghiburan anugerah . Melalui tiga perumpamaan ini Yesus mau menjawab sungut-sungutnya (tuduhan) orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat : “Mengapa Yesus ini menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka (ay. 2)” jawaban Yesus yaitu ketika ” Aku menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dgn mereka itu adalah seperti seorang gembala menemukan seekor dombanya yg hilang setelah pencarian yg lama, menggendongnya pulang dan bersukacita dengan semua sahabat-sahabatnya, (ini adalah jawaban yg pertama), seperti seorang perempuan yg menemukan satu koin dirhamya yg hilang dan bersukacita dengan sahabat-sahabatnya, (ini adalah jawaban yg kedua), seperti seorang bapak berlari menyambut anaknya yg telah lama hilang, merangkulnya,memeluknya, menciumnya, memberikan jubah yg terbaik, cincin dan sepatu, dan merayakan kedatangan anaknya dengan pesta meriah ( ini adalah jawaban yg ketiga). Maksud utama dari keseluruhan tiga perumpamaan ini adalah hendak mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah kasih dari Allah yg turun ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan manusia yg hilang, yg berdosa ( Jhon Piper ).

Kita akan belajar perumpamaan yang ketiga yaitu perumpamaan tentang anak yang hilang. Ini adalah jawaban yg ketiga kepada orang Fariss dan ahli Taurat, yaitu Yesus hendak menjelaskan bahwa ketika Yesus menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka itu adalah seperti seorang bapa berlari menyambut anaknya yg telah lama hilang, merangkulnya,memeluknya, menciumnya, memberikan jubah yg terbaik, cincin dan sepatu, dan merayakan kedatangan anaknya dengan pesta meriah. Dalam dua perumpamaan sebelumnya, domba dan koin dirham ditemukan saja, mereka tidak berperan aktif. Di perumpamaan anak yang hilang ini sang anak bungsu melakukan tindakan awal dan diterima tanpa syarat oleh bapanya. Kedaulatan Allah dan kehendak bebas manusia saling melengkapi kalau mau diteropong secara teologis. 

Mari kita lihat ay. 11 Ayat 11 Yesus berkata lagi ( Yesus melanjutkan perkataan-Nya kepada orang Farisi dan Ahli Taurat ) : “Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Konteksnya Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada orang Farisi dan ahli Taurat untuk menjawab tuduhan mereka bahwa Yesus biasa menerima pemungut cukai dan orang-orang berdosa dan makan bersama dengan mereka (ay 2). Jadi ada dua karakter yang dikontraskan disini yaitu pertama pemungut cukai dan orang-orang berdosa dan karakter yang kedua orang Farisi dan ahli Taurat. Ada seorang bapak mempunyai dua anak laki-laki, maksudnya anak bungsu yang berontak melambangkan pemungut cukai dan orang-orang berdosa dan anak sulung ,yang patuh melambangkan orang Farisi dan ahli Taurat, Tokoh utama dalam perumpamaan ini bukanlah anak yg bungsu, anak sulung, tapi sang bapa yang memiliki hati belas kasihan.
Kita akan melihat empat bagian dari cerita perumpamaan ini: 1. Kesalahan anak bungsu 2. Kemalangan anak bungsu 3. Pertobatan sejati anak bungsu 4. Pengampunan sejati sang bapak

I. Kesalahan (dosa) anak yang bungsu 
Meminta warisan harta sebelum waktunya Ay. 12 … kata yg bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku… Meminta harta warisan sebelum bapanya mati sama saja dengan mengharapkan bapanya cepat cepat mati. Ingin punya harta dengan cara pintas, meminta warisan padahal bapanya masih hidup adalah tidak etis. Menurut budaya Yahudi dalam pembagian warisan anak yg bungsu mendapatkan sepertiga, dan anak sulung dua pertiga dari seluruh harta ayah mereka.
-Menjual seluruh warisannya pergi ke negeri yg jauh memboroskan hartanya hidup foya-foya. Ay. 13…Anak bungsu cepat-cepat menjual warisanya, tidak sabar lagi, bukan untuk modal dagang, sekolah, tapi untuk pergi merantau ke negeri yg jauh, memboroskannya hidup foya-foya. Ambisi anak bungsu yg masih muda ini sama seperti paham hedonism (tujuan hidup senang-senang) saat ini “ masih muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surge”. Anak bungsu ini telah dibutakan oleh harta sehingga ia ingin hidup bebas jauh dari bapanya, jauh dari rumahnya, ke negeri yg jauh, hidup bebas semaunya, menjauh dari bapanya, menjalani hidup yg liar semaunya.Tidak menghormati bapaknya. (Mark 7: 10). Harta bisa membutakan mata hati nurani manusia sehingga ingin menjauh dari Allah, ingin menikmati harta tanpa diganggu Allah, ingin bebas di negeri dosa yang jauh dari Allah. Hati-hati, menjauhkan diri jauh dari rumah Allah, hadirat Allah awalnya sepertinya “bebas”, “senang”, tidak diatur-atur”. Namun apa yg terjadi setelah masa hidup “foya-foya”, bebas semaunya menjauh dari Allah ? 

II. Kemalangan anak bungsu
Jatuh melarat ay. 14 Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Dosa itu pertama-tama sepertinya enak, bebas, tapi ujung-ujungnya adalah penderitaan, kemalangan. Kemalangan karena kesalahan sendiri. Bukan karena bencana kelaparan anak bungsu itu melarat,. tapi karena ia telah menghabiskan semua hartanya untuk foya-foya,ia jatuh miskin dan bangkrut. Bencana kelaparan itu adalah pelengkap penderitaannya. Cepat dapat cepat lenyap.
- Mengingkari imannya ay. 15 Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya. Anak bungsu ini adalah orang Yahudi (ay.1-2) yg menganggap pekerjaan menjaga babi dan babi adalah haram ( Imamat 11; Ul 14:8) dan bekerja kepada orang bukan Yahudi adalah sangat dilarang, najis ( Kis 10: 28). Tapi karena harus bertahan hidup ia mengkompromikan imannya dgn budaya bangsa lain demi perutnya yg lapar, ( misalnya tidak memelihara hari Sabat, pekerjaan yg dianggap haram Dll.).
- Derajatnya merosot hampir sama dengan binatang ay.16 …Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Begitu jahatnya dosa itu, manusia yg tadinya diciptakan segambar dan serupa dengan Allah jatuh merosot hampir sama dengan binatang. Anak bungsu itu berebut makanan dengan kawanan babi di kandang babi, karena tidak seorangpun memberikannya. Yesus mau mengambarkan keadaan manusia yang paling hina akibat menjauh dari Allah, terhilang dari Allah, terpisah dari Allah, tidak bedanya dengan binatang. Tidak peduli nilai hartamu saat ini kalau dirimu terpisah dari Allah, menjauhkan dirimu dari Allah maka masa depanmu adalah senilai makanan babi di neraka kekal. Tapi kalau engkau bertobat ada harapan ,seperti pertobatan anak bungsu ini.

III. PERTOBATAN ANAK BUNGSU
Kemudian Yesus menggambarkan pertobatan anak bungsu
17 Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
18 Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
19 aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa

Ada tiga ciri pertobatan yg sejati dari anak bungsi ini :

1. Ia menyadari keadaannya, sadar dengan siapa dirinya sendiri ( he came to himsel, He came to his sensef) Sepertinya anak bungsu itu sudah lama lupa (“lupa daratan”) dengan siapa dirinya sebenarnya selama ia jauh dari bapanya. Ia mulai melihat siapa dia sebenarnya. Apakah karena keadaanya yang mati kelaparan membuat dia sadar ? Atau kerinduan untuk pulang ke rumah bapanya? Biasanya orang itu bertobat setelah mengalami kesusahan, penderitaan, baru menyadari, baru mencari Tuhan. Syukur-syukur anak bungsu ini tidak mati duluan,tidak terlambat untuk bertobat, masih bisa sadar. Jangan sampai kita sudah berada di tempat tidur kamar Unit Gawat Darurat rumah sakit, pakai infuse, pakai oksigen,tidak bisa ngomong, sudah koma baru ingat Tuhan.

2. Ia memilih untuk bangkit segera pergi kepada bapanya dengan hati yang hancur mengaku dosa-dosanya (ay.18). ( ini adalah suatu gambaran bahwa pertobatan itu tidak cukup hanya menyesal tapi ada keputusan mau berubah)
Aku telah berdosa kepada surga ( Allah) …Dosa terutama adalah pelanggaran terhadap Allah (surga) baru kepada manusia ( Maz 51: 5-6). Ia tidak membela dirinya, mencari alas an, tapi mengaku memang ia telah berdosa kepada Allah selama ini. Tidak hanya melanggar perintah ke lima ( Hormati orang tuamu), dgn memaksa meminta bagiannya sebelum waktunya, menjualnya, pergi memisahkan dri jauh dari bapanya dan keluarga, tapi juga hidup foya foya,, bahkan beberapa asset keluarga sudah menjadi milik orang lain.

3. Menerima konsekuensi akibat dosanya ( ay.19). Ia memang seorang anak dari bapanya, tapi karena pelanggarannya dan pemberontakannya ia bersedia kehilangan status sebagai anak, menjadi budak saja tidak apa, asalkan ia diijinkan kembali bersama bapanya. Pertobatan adalah mempercayai bahwa Allah itu begitu besar dan begitu baik bahwa menikmati rumah Bapa walaupun kecil lebih baik daripada ribuan dunia yg besar tapi tanpa Allah( Jhon Piper), anak bungsu itu sudah membuktikannya.
IV. Pengampunan sang bapak
Mari kita melihat gambaran kasih Yesus yang adalah Allah itu sendiri dalam diri bapa ini ketika anaknya yang hilang pulang :
Ay. 20 Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ini adalah gambaran kasih Yesus kepada orang berdosa, ada kerinduan yang yang dalam agar orang berdosa itu kembali pulang. Yesus memiliki hati yang penuh belas kasihan. Kata belas kasihan (compassion) adalah dari kata splagnizomai, berasal dari asal kata splagnon artinya bagian dalam dari tubuh manusia, hati, jantung, paru-paru,. Memiliki arti metaforis rasa sayang dan simpati yg mendalam, artinya Allah itu menyayangi kita dari lubuk hati-Nya yg paling dalam.( Komentar Jhon Mac Arthur : And the word compassion is splanchnizomai, comes from a root that means your intestines, or your bowel or your abdomen. He felt a sick feeling in his stomach when he saw the boy and knew he was headed toward this unleashing of scorn. And so it says he ran) .

Ayahnya itu berlari mendapatkan dia , Dalam budaya Timur Tengah adalah hal yg memalukan kalau seorang bapak itu berlari-lari seperti itu, apalagi bapak ini yg lumayan kaya, tindakan berlari ini diluar kebiasaan , bisa menjadi tontonan orang banyak, sang bapa mengambil resiko ditertawakan, dianggap rendah karena sang bapa ingin menyelamatkan anak bungsunya dari malu, ejekan, cemooh sebelum ia sampai di rumah,sehingga bapa itu berlari cepat-cepat. Begitulah Allah kalau anda mau pulang bertobat.

Lalu bapa itu merangkul dan mencium dia…Secara manusiawi wajarnya adalah anak bungsu itu sujud ke tanah dan mencium kaki bapanya, istilah budaya Jawa, “sungkem”,namun bapa itu menunjukkan tanda pengampunan yang tidak bersyarat, mencium berulang-ulang, atau ciuman yang hangat, sungguh-sungguh (eksegese kata kerja mencium).Yesus mau menggambarkan bahwa Dia Allah yang menyambut dengan kasih setiap orang yang pulang dari dosa, dari keterasingan, dari ketidakpercayaan, dari kekerasan hati, dari pemberontakan. Yesus ingin anda melihat Allah yang merangkul dan mencium orang yg mau bertobat sungguh-sungguh.
Baca ayat 21-23 Selanjutnya anak bungsu itu mengatakan pengakuan dosanya, tetapi sang bapa tidak mau mengungkit-ungkitnya lagi, malahan bapa itu langsung memerintahkan hamba-hambanya untuk memberikan jubah yg terbaik ( lambang kehormatan, pemulihan posisi sebagai anak), cincin tanda otoritas dan sepatu (sandals) tanda anak dari majikan, orang bebas bukan hamba upahan atau budak (pakai kaki ayam), ini menunjukkan anak bungsu itu pulang dengan kaki ayam, menandakan status sebagai budak. Dengan perlakukan bapanya ini berarti kehormatan anak bungsu itu dipulihkan. Anak lembu yg tambun itu disembelih menandakan pentingnya pesta itu, tidak setiap saat orang Yahudi makan daging seperti itu. Menariknya perayaan dan perjamuan pesta itu mengkontraskan dengan ampas untuk makanan babi, menekankan satu perbedaan yg ekstrim dari hilang-ditemukan, dosa-pertobatan, terpisah-dipulihkan. 

24 Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. o§ti (v. 24) … Alasan sang bapa untuk mengadakan pesta ini. Anaknya telah mati, tetapi sekarang hidup kembali. Mati ( Yunani: Nekros) bisa berarti mati secara rohani ( Ef 2: 1) bahwa memang anak bungsu itu sudah dianggap mati, terisah total dari keluarga.. Bailey berpendapat mati itu berarti anak bungsu itu sebelum telah mati terhadapa kasih bapanya, atau Borsch berkata : Secara jasmani, psikologis, dan rohani anak bungsu itu telah berada situasi hidup dan mati. Situasi yang buruk telah berubah sebaliknya, kemerosotan yang serendahnya diganti pemuiliaan yang setingginya. Dosa yang maksimal dibalas dengan kasih yang maksimal.

Keaadaan berdosa adalah keadaan mati secara rohani. Mati dalam pelanggaran dan dosa, tidak adanya kehidupan rohani, tidak adanya persekutuan dengan Kristus, tidak adanya kesadaran rohani, tidak ada kehidupan untuk Allah karena itu disebut mati atau terhilang. “Hilang” dipakai dalam arti terhilang bagi Allah, seperti “domba yang sesat” (1Pet 2:25; bd. Yes 53:6). Hidup terpisah dari persekutuan Allah adalah kematian rohani (Ef 2:1; 1Yoh 3:14). Kembali kepada Allah membawa kehidupan yang sejati (Yoh 11:26) (Full life note). 

Maka mulailah mereka bersukaria … (bapak, anak bungsu dan hamba-hambanya)… ini adalah gambaran isi hati Allah yg bergirang kalau orang berdosa itu bertobat yg mau ditekankan oleh Tuhan Yesus dalam tiga perumpamaan ini (baca. ay. 7, 10, 24, 32).

APLIKASI DAN PENUTUP
Mari melalui perumpamaan anak yang hilang ini kita bisa melihatnya sebagai cermin, adakah kita seperti anak yang bungsu, yang berontak, kepada bapanya, yang menjauh dari bapanya, terhilang di negeri dosa yang jauh dari hadirat Tuhan. Hawa nafsu sesaat, Harta kekayaan yang fana , serta kenikmatan duniawi bisa menjebak kita mengkompromikan iman kita kepada “majikan dunia ini”, iblis. Jangan sampai kita terlambat menyadari sepertinya tubuh kita sehat, harta kita melimpah, tapi hati rohani kita sudah berada di “kandang babi yg kotor”, maka masa depan kita menuju kehancuran berebut ampas untuk babi dengan babi–babi lain di neraka kekal. Terhilang tanpa Allah selamanya. Bertobatlah sebelum terlambat !.
Mari melalui perumpamaan anak yang hilang ini kita bisa melihat dan mengagumi Yesus Kristus , adalah kasih Allah yang turun ke dunia untuk mencari dan menyelamatkan orang berdosa dan menikmati dan mengecap kasih-Nya yang tidak bersyarat, kasih-Nya yang sempurna, dan mengalami anugerah pengampunan-Nya , belas kasihan-Nya secara pribadi dalam hidup kita.

LAGU/DOA : BAPA SENTUH HATIKU, SEJAUH TIMUR DARI BARAT
OLEH JOHANNES SARAGIH STh, Minggu pagi, 10-10-10, di GBI Jl. Maria Goretti SUNGAILIAT BANGKA

sumber : http://johannessaragih.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar