Silahkan tunggu dalam 15 detik.

Download Timer

Kamis, 07 Juni 2012

Lebih Baik Introspeksi Diri Dari Pada Menghakimi

Suatu hari, ada seorang perempuan yang tertangkap telah berbuat zina. Dengan segera para pemuka agama membawa perempuan ini di hadapan Yesus. Mereka berkata kepada Yesus, bahwa menurut hukum Taurat, orang yang berbuat zinah harus dilempari batu.

Yesus mencoret-coret sesuatu dengan jari-Nya di tanah, dan berkata kepada para pemuka agama, barang siapa yang tidak pernah berbuat dosa, dipersilakan bagi dia yang pertama untuk melempar batu kepada perempuan itu. (Yoh 8:1-11)

Hukum Taurat ditulis dengan jari Allah di atas loh-loh batu. Kini dengan jari yang sama, Yesus menulis di atas tanah, hendak mengingatkan lagi bahwa dulu kala, memang Dia lah yang menulis hukum Taurat yang memperbolehkan orang untuk melempari batu kepada orang yang telah berbuat dosa. Kini, Yesus, Pembuat hukum Taurat itu, berkata kepada perempuan ini:

    Yoh 8:10-11  Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya: “Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Yesus, Tuhan Allah, tidak menghukum perempuan yang berdosa ini. Mengapa? Dia hendak mengajarkan hukum yang baru kepada kita, bahwa di dalam Kristus Yesus tidak ada lagi penghukuman (Rm 8:1), sama sekali. SEMUA hukuman atas dosa telah Ia tanggung di kayu salib.

Perhatikan: Yesus tidak dapat mengerjakan sesuatu jika Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya. Itu artinya, Yesus dapat berkata bahwa Ia tidak menghukum perempuan berdosa ini karena Ia melihat Bapa pun tidak menghukum perempuan berdosa ini. (Yoh 5:19)

Yesus sengaja membuat wanita ini mengerti betapa dia tidak dihukum, baik oleh Allah maupun oleh manusia. Barulah setelah itu Yesus dapat berkata kepada wanita ini, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang. Tidak adanya penghukuman dari Tuhan memberikan kemampuan/kuasa pada kita untuk tidak berbuat dosa lagi, memberikan kekuatan kepada kita untuk berbalik dari dosa.

Friends, pertobatan tidak menghasilkan kasih karunia. Kasih karunia lah yang membawa orang dalam pertobatan. Siapa bilang kalau kita bertobat, maka Tuhan tidak lagi menghukum kita? Itu salah. Bahkan dalam kisah anak yang hilang, ayah dari anak yang berdosa itu telah lama menunggu anaknya kembali, menerima anaknya apa adanya, bahkan sebelum si anak menyatakan diri bertobat. Kasih lah yang membawa orang masuk dalam pertobatan. Kasih karunia lah yang membuat setiap kita memiliki kuasa untuk tidak lagi berbuat dosa.

Kebenarannya adalah, Tuhan tidak menghukum kita. Yesus berkata bahwa Dia datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan menyelamatkan dunia (Yoh 12:47). Sadarilah, dan ijinkan Yesus tinggal dalam hatimu, datang ke dalam hidupmu, DIA DATANG untuk MENYELAMATKANMU. Menyelamatkanmu dari segala sesuatunya, termasuk juga menyelamatkanmu dari dosa. Bukan kekuatanmu yang memampukanmu untuk hidup kudus, baik, murni, dan berkenan di hadapan Tuhan. Hanya karena kasih karunia-Nya, perbuatan-Nya di kayu salib, menebus mu dari dosa, itu lah yang akan memampukanmu untuk hidup kudus, baik, murni, dan berkenan di hadapan Tuhan.

Yesus datang ke dunia ini dengan 1 tujuan: MENYELAMATKANMU, karena itu lah Dia disebut Juru Selamat (= ahli bikin selamat, ahli menyelamatkan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar